Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memaklumi Cinta

 

Biarkan rasa sayang ini hanya kita berdua yang tau, aku dan kamu. Kita saling menyemangati untuk menjalankan kehidupan ini. Kita tidak pernah terpisahkan selama 24 jam, walaupun kamu bukan berada disampingku. Aku merasakan apa yang kamu rasakan, aku selalu mengawasimu dari kejauhan dan itu pasti. Ranti hanya terpaku mendengarkan ungkapan kekasihnya dari gawai yang digenggamannya.

Kita makhluk lemah, pendosa dan aku berusaha untuk mendekatkan diri dengan belajar dan belajar ilmu agama, namun aku belum mampu untuk menghentikan gairahku akan dunia. Ranti masih mendengar suara yang selalu dirindukannya melalui telepon yang menempel ditelinganya.

Jangan berfikiran negatif dengan hubungan kita. Mungkin ini yang disebut rasa sayang melebihi makna Cinta. Jangan pernah meninggalkan aku, karena kita memiliki perasaan dan ketertarikan yang sama, dan kita sehati. Wanita itu masih mendengar dengan saksama, setiap ucapan yang didengarnya dari bibir Randi kekasihnya. Obrolan melalui gawai yang membuat hati kedua makhluk yang saling mencintai itu bahagia, ada gairah yang selama ini tidak pernah dialaminya. Dan Ranti menyadari ini harus dihentikan, ada getar dihatinya yang tak dipahaminya, dia selalu merindukan suara lelaki yang tak layak didengarnya. Dengan suara lirih bagaikan berbisik Ranti harus mengutarakannya" Sayang, aku selalu merindukan kamu, tapi kita bukan remaja lagi, aku memiliki suami dan anak- anak. Begitupun kamu, dan ini harus kita hentikan, walaupun aku belum mampu untuk melupakan kamu, dan cinta kita tak pantas kita maklumi, maafkan aku". { Lasia Kabran}

 

 

Posting Komentar untuk "Memaklumi Cinta"