Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Koreansan 7A


“Sholat Dzuhur tadi kamu di mana Ra?” Tanyaku pada Ira. 
“Di Mushala lah, di bawah. Kamu aja buru -buru keluar ruang makan, mana mau jatuhin vas bunga lagi” jawab Ira dengan matanya yang dibuka lebar untuk meyakinkanku bahwa dia sholat di mushala bawah. Agar tidak terjadi keributan di mushala, aku bergegas melaksankan sholat Ashar. 

Selesai kami melaksanakan sholat ashar, Ira dan aku berjalan beriringan menuju ruang rapat, ternyat sebahagian peserta rapat sudah berkumpul dan masing masing sibuk dengan segelas kopi dan obrolan mereka. Sebahagian lagi tentu masih di smoking area yang memang disediakan di gedung ini. 

Aku dan ira kembali ke posisi kursi yang kami duduki semula. Pak Hendro kulihat mendekati Mr. Song Dhu Koen, dan sepertinya mereka akan melanjutkan pertemuan ini untuk sesi akhir.  

Sebelum pak Hendro mengambil alih diskusi berikutnya, aku merasa ada sesuatu yang janggal, semua petinggi sudah hadir di hadapan kami, ada satu yang belum hadir semenjak selesai makan siang, ya.. MrBaek Hyeon,  luput dari perhatianku. 

Bukankah kami belum begitu tau persis dia itu siapa dan jabatannya apa. Aku masih melihat Mr Beom Seok  dan Mr.Chin Hae  asik ngobrol dengan bahasa kampungnya,,ya bahasa Korea yang tidak kami mengerti kecuali“joh-eun achim” selamat pagi, “gamsahabnida” terimakasih, selain itu hanya geleng kepala yang kami lakukan.Asik juga melihat mereka berbahasa kampungnya, aku pura-pura melihat laptopku, dan sesekali melihat mereka berbicara, padahal aku mecuri dengar perbincangannya walupun tak kumengerti, semoga tidak dosa… aku tidak paham apa yang mereka perbincangkan. 

Derit pintu dibuka, dan aroma yang kuhidu pada saat ku hampir menjatuhkan vas bunga memenuhi rongga hidungku, aku menoleh ke arah pintu, dan kulihat Mr. Baek Hyeon masuk dengan seorang laki-laki berbadan sedang, wajah klimis dengan kulit yang cerah, wajah mereka berdua mirip, persis sama, apakah mereka kembar?  Mereka berdua memberikan salam dan duduk tepat di depan pak Hendro, dan bersebelahan dengan ku sebelah kiri dari kursi yang diduduki Dini.

Hemmm… aroma Bulgari Extrim yang sangat ku kenal, aku coba mengingat kembali suara yang menasehatiku dengan kalimat“Next time, you have to walk more carefully, it wiil be dangerous for all” sepintas kemeja yang dipakainya seperti yang dikenakan Mr. Baek Hyeon. Ah.. aku menepis semua, kukonsentrasikan pikiranku pada pak Hendro yang memperkenalkan lelaki muda yang baru memasuki ruangan rapat, suaranya berat dan matanya penuh senyum. 

Dini melirikku.Ssssst, ibu jarinya memberiku kode untuk mendekat padanya, aku condongkan kepalaku mendekati wajahnya, dan Dini berbisik” juragan ini nih, yang nolongin vas bunga,,,hihihihi, bukan nolongin kamu! Jangan sumringah dulu, ucap Dini sambil meleletkan lidahnya. Aku hanya melengos, masih terasa sakit dipundakku cengkram tangannya, dan kuyakin akan meninggalkan lebam pada pundakku…



Posting Komentar untuk "Koreansan 7A"