Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Koreansan 8 B

 


KAMUKAH ITU?

Cerita Bersambung Koreansan

Lasia Kabran

Aku yang memang tidak tau apa-apa, tetap meneruskan makanku dan kuseruput lemon tea hangat. Heeemm nikmat seklai. Ternyata perut dan seleraku berbohong, diawalnya menolak makan malam, akhirnya kusantap juga miso rempah kesukaan Ira dan Dini hingga tak bersisa.

Aku melihat wajah Ira menahan senyum padaku, aku bergeming sesuai arahan roal action, berarti aku siap untuk bermain peran,.. hahahaha, selalu game ini kami lakukan jika ingin mengerjain satu sama lain.

Aku merasa pundakku ditepuk halus, “ Hai, pergi diam- diam, gak ajak aku yaaa” aku memalingkan wajah melihat siapa gerangan yang menepuk bahuku, suaranya tidak asing bagiku.

” Haiii..haiii, Desiiii, tadi aku lihat kamu nempelin pak Hendro, jadi tak enak ngajakin kamu” jawabku spontan. Mataku mencari-cari dengan siapa Desi ke warung miso rempah ini, tak tampak yag aku kenal.

‘Des, kamu dengan siapa ke sini? Tanyaku kepo.

‘Aku diajak si Bos, tuh pak Hendro”. Jawaban Desi, dan yang  membuatku terpana  kulihat  Mr. Baek Hyeon melangkahkan kakinya yang panjang menuju meja yang berada tidak jauh dari meja yang kami duduki dibatasi beberapa meja yang sudah penuh diduduki pelanggan yang lain. 

Kulihat Mr.Chin menyusul menuju meja dan bangku panjang yang disediakan, dan kemudian di susul Pak Hendro, cukup jauh jarak meja mereka dengan meja kami. Pak Hendro mendekati meja kami dan menyapa Ira serta Dion, dan tentu saja aku dan Dini disapanya dengan ramah.

“Hai Ira, kalian makan di sini?” tanya pak Hendro pada Ira, kulihat Dion berdiri dan megulurkan tangan ke arah pak Hendro, mereka saling menyebutkan nama, sesuai etika yang standar. Mereka duduk berseberangan dengan dibatasi beberapa meja pengunjung lain. 

Aku menyeruput lemon tea hangatku yang ketiga kalinya dan mulai mengikuti pembicaraan Ira, Dini dan Dino sesekali menimpali obrolan kami. Desi?? Kami abaikan, karena lain meja dan jaraknya cukup jauh. Mr.Chin dan Mr. Baek Hyoen menyapa kami berempat dengan lambaian tangan dan anggukan. Aku hanya tersenyum dan memberikan anggukan sekedarnya. Mr. Baek Hyoen memiliki kulit yang agak gelap dibandingkan Mr.Chin, rambut lurus dan sedikit gondrong, beberapa helai rambutnya menutupi keningnya, elegant jika diperhatikan, namun penampilannya dekil dengan jins hitam dan selalu menggunakan kemeja gelap. 

Matanya yang tajam dan bersahabat dibalik helaian rambutnya yang kadangkala menutupi kelebat matanya ketika berpapasan dengan mata denganku, ada guratan usil dimata dan senyumnya. Mr. Chin selalu beku dan dingin, kami bertatapan sejenak dan saling mengaggukan kepala dan dia segera melengos tanpa senyuman.

Kami melanjutkan perbincangan, aku melihat Dini dan Ira menambahkan beberapa potongan tahu pada mangkok misonya. Makanan mereka masih banyak, karena makan sambil ngobrol, sementara aku selalu makan tanpa berbicara, sehingga cepat selesainya, dan tanpa tambahan yang lain.

Sambil menyelesaikan makan, kami asik ngobrol ringan tentang  apa saja , mulai dari harga karet di kampung Dini sudah mulai membaik, dengan resiko akan nambah transferan setiap bulan,hihiihi.Kami juga mendengar kekesalan Ira dengan hobi Dion yang baru, memancing  di sungai Kampar sehingga Ira selalu ditinggal pergi disetiap akhir pekan. Aku sesekali menimpali perbincangan konyol Ira dan tergelak lucu ketika  melihat ekspresi Ira ngambek dan marah pada kekasihnya Dion. 

Sementara Dini selalu mencoba untuk menasehati Ira dengan cara memanaskan suasana. Dan aku tersadar ketika aku merasa ada yang mengamati selama kami ngobrol, tapi aku abaikan perasaan itu. Aku melihat rombongan pak Hendro sedang asik makan dan ngobrol menggunakan bahasa Indonesia bercampur bahasa Inggris. Ada perasaan was-was melihat mereka makan miso rempah dengan lahap, seperti kata Dini, apa tak takut mencret mereka,hahhaha ada- ada saja si eda Dini kalau memberikan pendapat.

 Suasana warung Miso ini dibuat seperti café tempat anak-anak muda berkumpul, ada live musiknya. Sayup kudengar pemain musik di warung ini melantunkan lagu Kangen milik Dewa, suaranya keren dan enak di dengar, dan dilanjutkanya dengan beberapa lagu milik Afgan..aku larut dengan lirik dan melodinya. Kulihat Ira dan Dini telah menghabiskan isi mangkok Miso, begitu juga Dion. 

Minuman digelas hampir kandas hingga ke dasar gelas. Aku sudah melihat ke arah Dini untuk segera menyelesaikan pembayaran makanan sore ini. Dan aku melihat ada gelagat lain dari senyum dan matanya, lalu dia mencondongkan wajahnya ke telingaku.” Lia, kita bayarin makanan yang si bos santap” bisiknya padaku. Aku menatap matanya” serius? Tersinggung gak mereka nanti?” tanyaku. 

“Tidak lah, kamu yang ngomong ke Mr. Baek Hyeon, ucapkan terimakasih karena sudah menyelamatkan Vas bunga Cristal pada saat kejadian  siang tadi, Ok?! Perintah Dini padaku.

 Dan lagi-lagi aku melongo dengan rencana jahat mereka. Aku baru menyadari, ini skenario mereka bertiga Desi, Ira dn Dini. Sempruuul, batinku, teringat aku akan roal action Ira….Ya ampuuun mudahnya aku diperdayai mereka.

Aku bisikkan penolakannku ke telinga Dini, tapi kulihat dia mulai menampakkan aksi untuk berteriak, dan anak ini akan nekat melakukan idenya. “Ok! aku lakukan dengan catatan isi minyak mobilku full” bisikku ditelinganya  dengan wajah ceberut.

Aku berjalan menuju meja pak Hendro dan mengucapkan padanya bahwa kami akan pamit duluan menyelesaikan makan miso dan tidak menunggu mereka, dan kuucapkan selamat sore, tersenyum ramah dan kulihat mereka menatapku,  Mr. Baek Hyeon dan Mr Chin,” Thank yot for saving the vase in the dining room” ucapku terbata bata ke arah Mr. Baek Hyeon, dia menatap mataku dengan senyum,” tidak masalah ibu Lia, semua sudah selesai, semoga kamu baik-baik saja. Dan mohon maaf jika saya memegang lenganmu terlalu kuat, jika sakit, maafkan saya.”  

Aku haya menganggukkan kepala dan permisi pada mereka semua. Mr.Chin menatapku dingin dan anggukanku dibalasnya dengan tarikan bibir yang tegas, jika itu dikatakn tidak senyum, hanya anggukan tok. Aku berjalan menuju meja makan semula, dan kulihat Ira dn Dini menunggu dengan harapan aku akan bercerita pada mereka. Punggugku serasa dingin aku rasakan tatapan tajam menembus indraku. Ada sebersit rasa ingin tau, keinginanku menoleh kebelakang, siapa yang menatapku sehIngga indra keenamku bergetar dan merasakan dinginnya tatapan itu, penasaran siapa sebenarnya dia? (Lasiakabran) 

Posting Komentar untuk "Koreansan 8 B"