Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemimpin Cilik


Semilir  angin laut di pagi hari membuat suasana minggu menjadi lebih lembab. Mentari pagi sudah mulai menghangatkan tanah yang ditumbuhi rumput liar. Bunyi derit pintu rumah terdengar jelas, ketika aku keluar kamar menuju dapur, kulihat bu Jusni sedang menebarkan  butiran jagung di depan pintu dapur, keciap ayam meriahkan suasana pagi ini.Aku bersiap siap akan menuju sekolah tempatku bertugas gotong royong membersihkan kelas, guru baru semangat baru.

Dari tingkap ruang majelis guru kulihat anak laki-laki berperawakan kecil, kurus dan berkulit hitam, dari gurat wajahnya bocah lelaki ini kelihatan lebih  dewasa dari usianya, pancaran matanya redup namun tegas. Muhammad Rozan nama kecilnya Atan. Selalu menjadi tempat temannya bertanya, ketua kelas sedari kelas satu. Setiap kegiatan kelompok dan pertandingan olahraga, selalu dia jadi komandan bagi teman-temannya, dia yang pertama datang.

Derap tapak kaki Atan di lantai papan terdengar jelas dari ruangan majelis guru. Atan menanyakan kunci kelas padaku, dia membawa pengki, dan sapu lidi. Semua anak lelaki yang ikut gotong royong membawa peralatan sesuai arahan Atan. Tepat pukul 9.00 wib, semua murid kelas V.A berkumpul dengan peralatannya masing-masing. Antan mulai mengintruksikan siapa saja yang bertugas membabat rumput di bawah ruang kelas.

 Alin dan Intan murid perempuan kebagian tugas menyapu dan mengelap tingkap kelas, kudengar Alin menjerit memanggil Atan.  Atan dengan sigap meloncat ke tanah  lemab yang dipenuhi rumput, dan keluar dari kolong kelas dengan menggenggam kepala anak ular phiton.(lasiakabran) 

Posting Komentar untuk "Pemimpin Cilik"