Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kabar Malang dari Malang

Entah mengapa akhir-akhir ini rasa rindu ku membuncah. Rindu dengan anak semata wayangku. Semenjak ia memutuskan untuk kuliah di Kota Bogor, hari-hari ku terasa sepi. 

Tidak ada lagi pelukan hangat dan senyum manja menyambut kepulangan ku dari kantor. Seperti biasa, sebelum memulai aktivitas aku selalu melakukan panggilan video call dengan putra kesayanganku. Hal ini merupakan ritual wajibku untuk mengikis kerinduan. 

“Sayang, Bunda rindu, kapan pulang?, tanyaku dengan ekspresi sendu. Ia tertawa girang melihat ekspresiku itu. “ Ntar ya Bun, besok kami ada kegiatan penelitian di  Malang. Inshaa Allah setelah selesai Adik pulang ke Pekanbaru, sabar ya Bundaku sayang” jawabnya. 

Sesuai informasi yang telah disampaikannya, hari ini jadwal anak ku melakukan penelitian di salah satu perkebunan di Malang. Aku  bahagia menatap foto-foto kegiatan penelitian yang dikirimnya melalui aplikasi hijau. Tak lupa kusematkan doa semoga buah hatiku senantiasa di dalam lindungan Allah sang pencipta. 

Kembali notifikasiku berbunyi, buah hatiku meminta izin untuk menonton pertandingan bola bersama teman-teman rombongan penelitiannya. Kembali rasa rindu itu muncul lagi, udah hampir 8 jam tidak ada kabar dari buah hatiku, Ku lihat layar hp, pesan terakhir yang ku kirim hanya centang satu.  

Ku raih remote tv, semua stasion tv memberitakan tentang kerusuhan suporter bola di stadion Kanjuruhan Malang, sudah lebih dari 100 orang menjadi korban. Spontan terlintas dalam pikiranku, pagi tadi buah hatiku izin untuk melihat pertandingan laga klub bola favoritnya. 

Hatiku berkecamuk, kembali kuhubungi nomor ponselnya, namun tidak terhubung. Pikiranku mulai kacau. Entah  apa yang terjadi dengan anak ku. Waktu semakin larut, namun aku blm bisa menghubungi buah hatiku. Satu persatu ku hubungi nomor ponsel teman-teman kuliahnya namun hasilnya masih sama.  

Tiba-tiba ada panggilan dari nomor yang tidak aku kenal,  samar ku dengar suara yang tidak asing ditelingaku, “Assalamualaikum Bunda, ini Adik. Terima kasih Bun, berkat doa Bunda Adik selamat dari kerusuhan itu, tapi teman-teman Adik banyak yang jadi korban”.  Aku sujud syukur, terima kasih Engkau telah menjaga malaikat kecilku. Penulis : Rahmah

Posting Komentar untuk "Kabar Malang dari Malang"