Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apes

 

Hah! Masuk lagi SMS itu, setiap SMS nya masuk selalu ku hapus tanpa kubaca, sungguh aku terganggu. Awalnya kamu hanya suka membaca tulisanku di Riau pentigraf Authorse, enak dibaca dan bahasanya mengalir sederhana, mudah dipahami katamu padaku . Kamu larut dalam diksi yang sederhana, benarkah? Lalu perkenalan itu dimulai, kamu minta pertemanan di FB, berangsur minta nomor HP, dan maaf aku tidak berani memberikan nya. Sopan santun tetap terjaga dan komunikasi berjalan biasa, sedikit lega sebagai pengisi waktu SMS dibaca dan kunjawab semua pertanyaannya.

 

 

Sudah tiga Minggu perkenalan berjalan, frekwensi SMS mulai rutin dan masih wajar, diselingi dengan candaannya dan sesekali keisenganku membuat suasana terasa lebih akrab, awalnya rayuan mesramu aku tanggapi dengan candaan, namun akhir - akhir ini kamu selalu memberikan rayuan yang kurasa tidak wajar lagi. Riki temanku selalu katakan, aku manis dan ramah dalam tulisan. Namun jika bertemu orangnya, mereka akan katakan aku menyebalkan sebagai pemimpin, tegas dan kaku, cerewet dan judes, hal yang jelek mereka lekatkan padaku, dan aku tak akan menyangkalnya atau membela diri, namun mereka selalu katakan kangen dengan ketegasan dan kejudesanku, dan akupun tak mau tau itu.

 

 

Pagi Minggu SMS itu masuk lagi, dan aku yakin isi pesanmu hanya rayuan kata mesramu yang tak henti hentinya, dan aku masih mengabaikan, tidak kubaca. Namun kali ini berbeda, notifikasinya tak henti berdering. Dan isengku tergelitik untuk membaca SMS mu, namun kali ini beda, aku membaca sambil tersenyum, dan air mataku rebak, kata-kata menyentuh dari smartphone mu," ibu, maafkan suami saya, dalam 2 bulan ini beliau masa perawatan di Rumah sakit Jiwa Palembang, depresi berat, beban hutang kami menumpuk, semenjak wabah covid-19 melanda, usaha kami bangkrut. Maafkan SMS suami saya yang mengganggu ibu.

@prihatin untuk pengusaha yang gulung tikar karena wabah ini, semoga semua segera berlalu...{ Lasia Kabran}

 

 

4 komentar untuk "Apes"

  1. Pahala mengalir untuk bu guru Lala ...mantap

    BalasHapus
  2. Pasti berlalu bu guru Lala
    Terimakasih menjadi bagian dalam mengantisipasi dampak sosial covid 19...semoga bisa terus memberi warna...

    BalasHapus