Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Atan



Bulan Maret merupakan bulan anak sekolah sibuk melaksanakan ujian tengah semester. Pukul 7.00 wib aku sudah tiba di sekolah, bangku dan meja sudah tersusun rapi. Peserta didikku sudah mulai berdatangan. Tepat pukul 7.30 lonceng sekolah berbunyi. Kulihat dari kejauhan seorang siswa berlari dengan kencang menuju halaman sekolah. Baju yang digunakannya sudah kusam, tidak berwarna putih lagi, dan buah bajunya belum terpasang sempurna. Kulihat dia berlari tanpa alas kaki, dan aku tahu siapa dia.

Atan anak yatim yang tinggal di  desa Sukajadi. Biasanya dia naik sepeda tua milik ayahnya, namun sepeda tua itu sudah berganti dengan 10 kg beras. Atan menyalamiku dan bergegas masuk kelas untuk melaksanakan ujian tengah semester. Aku hanya melihat kepergiannya menuju kelas dengan perasaan campur aduk. Sicerdas Atan yang selalu bolos dan terlambat.

Selesai ujian aku panggil Atan dan kami berbincang di ruanganku. Aku mencecarnya dengan pertanyaan." Bu kepala, semenjak ayah tak ade, Mak sakit sakitan, saye ikut pak Lung melaut, make saye lambat datang atau tak dapat nak sekolah jika ke darat siang hari. Hari ini saye datang lambat, karena Mak tak dapat bangun sakit, selesai melaut saye masak dulu untuk Mak makan pagi ni" . Aku hanya termangu mendengar penjelasan Atan, rebak air mataku menatap tubuh kurus dengan seragam sekolah yang lusuh. { Lasia Kabran}


2 komentar untuk " Atan"