Harapan 2
Kamis pagi yang cerah, langit biru terang dan dilapisi awan berarak tak begitu tebal. Semalam hujan lebat mengguyur desa Sukajadi. Kubuka semua jendela, agar cerahnya hari dan udara dapat dinikmati Intan. Gadis mungil yang dititipkan ayahnya padaku.
Nasi goreng terasi kesukaan Intan sudahpun disantapnya. Susu masih separuh diminumnya, Kusuruh Intan menghabiskannya, aku mengajak Intan berjalan sekitar halaman rumah melakukan gerakan senam ringan.
" Ayah telpon Bu" ujar intan menatapku dengan mata berbinar. Dia menggenggam gawainya, kubiarkan dia berbicara dengan ayahnya. Aku beranjak meninggalkan Intan di kursi teras. Aku tak pantas mengikuti pembicaraan ayah dan anak itu. Beberapa langkah aku merasakan jemari mungil melingkar dipergelangan tanganku. Intan menggelayut manja dan memberikan gawaynya padaku, ayahnya ingin berbicara. Kudekatkan gaway ke telinga.
Suara bas yang sudah lama tak kudengar mengalun indah di telingaku. Inginku menutup pembicaraan ini. Namun aku tak mampu. Aku hanya mendengarkan apa yang disampaikannya. Husin mengabarkan bahwa kegiatannya selasai sore Kamis ini, sudah pesan tiket pesawat pukul 6 subuh ke Pekanbaru dan dilanjutkan ke Dumai, diperkirakan pukul 11 Husin tiba di kampung Sukajadi. Sore akan menjemput anaknya di rumahku.
Ada perasaan sepi dan sedih andai Intan dijemput ayahnya. Aku hanya termangu mendengar Husin berbicara, "honest, are you still mad at me, i really love you, I Miss you darling" aku hanya mengangguk dan aku yakin dia takkan melihat anggukanku, namun bodohnya mengapa aku lakukan? Aku hanya mengucap "ya " dengan beku. {Lasia Kabran}
Jangan Lupa tinggalkan komentarnya...
Tunggu Aja Postingan Berikutnya Ya Guys....
Mohon untuk krisanya guyss
BalasHapus