Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terlanjur

 


Dalam kesendirianku di ruangan kerja 4x5 m ini aku selalu berfikir diantara banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, ada yang salah, membiarkan semua lepas tanpa kendali, pada saat aku harus menahan semua keingintahuan dan rasa penasaran tentang lelaki di masa lalu. Ada perasaan menyesal dan ingin meninggalkan semua yang membuat nalar sehatku beku. Kadangkala keisengan dimasa lalu membuatku terjebak.

Jam istirahat kerja, aku isi dengan melihat pesan WhatsApp yang masuk, Ririn menawarkan makan siang, dan kujawab hari Senin ini aku puasa. Semua pesan singkat banyak dari grup dan beberapa informasi pekerjaan. Diantara semua pesan singkat ada satu pesan yang tak ingin aku baca dan aku tak berani untuk membacanya, walaupun aku sangat ingin membacanya dan merindukan pesan singkatnya, terlanjur sayang, akhirnya aku baca pesan singkatnya, bless rasa adem itu hadir, dan yang harus dilupakan lelaki masa silam.

Awalnya hanya pesan yang memberikan bertanya kabar kondisi kesehtan dan keluarga, kemudian beikan support, lalu sapaan simpati kemudian ada kerinduan untuk menerima dan membalas pesan WhatsApp nya. Mungkin ini hanya iseng untuk mengisi jeda disaat waktu luangnya. lamunanku buyar ketika Ririn membuka pintu ruang kerjaku, " Bu , bapak di lobi kantor, katanya janji makan siang, ibu lupa ya kalau puasa? Aku hanya termangu, tadi pagi aku sudah buat janji dengan suamiku makan siang di Restoran kesukaannya. {lasia kabran}

 

Posting Komentar untuk "Terlanjur"