Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ibu Muda


Awal semester genap dimulai bulan Juli, peserta didik baru di kelas satu nampak masih canggung dan ketakutan memasuki lingkungan baru. Lengan ibunya dipegang erat  bahkan ada yang menangis takut ditinggalkan oleh ibunya, suasana ini selalu berulang setiap tahun ajaran baru. Dari jauh kulihat anak lelaki berdiri sendiri bersender di tiang penyangga pintu gerbang sekolah. Tak berapa lama kulihat seorang ibu muda dengan berpakaian seadanya bergegas meraih tangan bocah lelaki itu menuju ke meja piket guru.

Tohir mendatangi mejaku,  memperkenalkan diri, dengan lantang menyebutkan namanya dan dia peserta didik kelas 1A, Tohir kuantar ke kelasnya menjumpai bu Mida. Kelas baru dengan peserta didik baru, suasana ramai dengan hiruk pikuk anak anak yang tidak mau ditinggalkan orang tuannya dan suara bujukan guru yang mencoba menenangkan anaknya.

Selesai mengantar Tohir ke kelas aku menemui wanita muda bernama Ratna, dia yang membesarkan Tohir sendiri tanpa suami. Ratna mengisahkan kepergian suaminya menjadi buruh kasar di kebun sawit negara jiran Malaysia. Ayah Tohir pergi selama 6 tahun tanpa kabar. Aku mendengar dengan hikmat apa yang disampaikan Ratna, ada sedu sedan kesedihan yang diutarakan dengan deraian air mata. Wanita muda berusia 21 tahun, menikah diusia 15 tahun, hanya tamat SD, dan minim keterampilan, masih banyak wanita muda yang seperti Ratna di desa ini.  Karya : Lasiakabran

Posting Komentar untuk "Ibu Muda"