Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saudagar Muda

Mentari bergeser ke ufuk barat, sinar jingga menyilaukan mata, sedikit kupicingkan mataku melihat mobil bak terbuka membawa anak-anak sekolah dengan suara riuh mereka kesenangan naik mobil sepulang sekolah. Dari kejauhan kulihat lambaian tangan yang meneriakkan namaku, suara yang ku kenal, Inong gadis tomboy muridku

Inong gadis tinggi langsing yang berperawakan tegap meloncat dari bak mobil yang terbuka, berlari menghampiriku. Menyapa dan mencium tangan merupakan salam pembiasaan yang kami terapkan di sekolah, dan jadi budaya anak - anak di kampung ini. Inong menceritakan bahwa dia bersama teman temannya menumpang di mobil bak terbuka yang dikendarai Andi, pemuda tanggung kelas dua SMP yang setiap satu bulan sekali di hari sabtu dan minggu ke desa Sukajadi mengantarkan kebutuhan pokok ke Koperasi Balai Desa.

Andi, lelaki muda yang cukup popular dikalangan anak - anak muda di kampung ini,  berpakaian rapi  dan necis, aroma parfumnya mencolok. Andi membantu ayahnya sebagai grosir lima bahan  pokok, tugasnya mendistribusikan lima bahan pokok ke pelosok desa di wilayah pesisir. Masih usia sekolah dengan semangat membantu ayahnya berdagang, dan kulihat gelagatnya berpenampilan bagaikan lelaki dewasa. Dari sorot matanya menatap Inong darahku berdesir, rasa cemas itu menyusup ke jantungku. Beberapa hari yang lalu Inong menceritakan padaku bahwa Andi melamarnya untuk dijadikan istri setelah ujian kelulusan SD. (Lasiakabran) 

Posting Komentar untuk "Saudagar Muda"