Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cabe rawit dari tanah melayu

 


Namanya Raja Muhammad Hayuri Islami, seorang anak laki-laki yang memiliki senyum yang menawan. Namun siapa sangka, dibalik senyumannya itu tersimpan segudang prestasi. Ya, siapa yang tidak kenal dia. Baru-baru ini wajahnya berseliwiran di jagat maya. Prestasinya menjadi tranding topik di berbagai media. 

Saat ini Yi begitu panggilan akrabnya tercatat sebagai mahasiswa termuda di Universitas Gajah Mada. Usianya baru menginjak 15 tahun, masih sangat belia, fantastis bukan?. Awalnya aku mengenalinya hanya dari cerita -cerita ringan yang keluar dari bibir ibunya, ya kebetulan ibunya rekan kerjaku di salah satu instansi pemerintah di Pekanbaru.

Pagi ini, iseng ku buka layar ponselku. Lagi-lagi berita tentang Yi masih menjadi tranding topik. Aku penasaran, bagaimana bisa anak yang usianya masih sepantaran dengan anak kelas tiga sekolah menengah pertama kini sudah memasuki jenjang perguruan tinggi. Ku hampiri meja rekanku itu, ku berondong dengan bermacam pertanyaan. Dengan antusias rekanku bercerita, ternyata sedari kecil Yi sudah menunjukan bakatnya. 

Baru menginjak usia 4.5 tahun ia sudah bisa membaca dan mengoperasikan komputer. Usia 5 tahun ia sudah masuk sekolah dasar. Nah, ketika melanjut kan studinya di Madrasah Aliyah ia mengikuti program kelas akselerasi. Ia menamatkan studinya hanya dalam masa 2 tahun. 

Dengan rasa takjub ku dengarkan cerita demi cerita tentang bagaimana ia dan suami mendidik anak-anaknya. Menurut rekanku,  sebenarnya Yi tumbuh seperti anak-anak lainnya. Kesehariannya dihabiskan dengan belajar, bersosialisasi dengan teman dan sesekali menyalurkan hobinya bermain game.

Memang sedari kecil ia gemar membaca majalah bobo dan buku-buku pengetahuan lainnya, ia tertarik dengan dunia filsafat, dan bercita-cita ingin menjadi filsuf terkenal. aku yakin dengan kegigihan dan semangat yang luar biasa ia akan bisa mewujudkan keinginannya itu. 

Ku tatap lagi fotonya yang masih tertera di layar hpku. Aku terkesima, dan mulai saat ini aku telah menjadi salah satu penggemarnya.

CABE RAWIT DARI TANAH MELAYU

Penulis : Rahmah (Bag. Perekonomian) 

Editor : Lasia Kabran



Posting Komentar untuk "Cabe rawit dari tanah melayu"