Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Badai


Hujan badai menerpa desa Sukajadi, rumah Atan salah satu korban angin putting beliung. Seluruh perabotan dalam rumah basah dan porak poranda. Ibu Atan dibantu tetangga membenahi rumah, Pak Rusli kepala desa mengintruksikan beberapa lelaki dewasa memasang kembali atap rumah dengan seng yang masih bisa digunakan. 

Dari kejauhan , Hasan, ayah Intan membawa lembaran seng yang di letakkannya di belakang mobil bak terbuka berhenti di halaman rumah Atan. Beberapa lelaki dewasa menurunkan atap seng bekas layak pakai yang dibawanya dari gudang tempatnya bertugas, Stanfac.

Guru Melati membantu ibu Atan mengumpulkan kain basah dari lemari plastic yang telah robek. Intan mendekati Melati dengan memberikan kantong plastik besar untuk kain basah yang akan dibawa ke tempat pencucian di bedeng Masjid Muthmainnah. Kerjaan yang berat jika dikerjakan secara gotong royong terasa ringan, ucap Melati pada Intan murid yang sudah dianggap anaknya sendiri.

Atap rumah yang tanggal dihempas badai sudah dipasang kembali. Atap rumbia sudah terganti dengan atap seng, semua peristiwa ada hikmahnya, ucap guru Melati pada pak Hasan, ayah Intan. Mereka sepasang kekasih pada saat kuliah di Pekanbaru. 

Hasan menikah dengan wanita pilihan ibunya, anak paman yang membiayai kuliahnya di Teknik Perminyakan UIR. Namun perasaan kasih Hasan tetap ada untuk Melati, Hasan duda beranak satu yang tetap menjaga cintanya untuk Melati guru muda di desa Sukajadi.

Penulis : Lasiakabran

Posting Komentar untuk "Badai"