Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengucing

 

Terlambat lagi, dan ini sudah hari ke lima dia terlambat. Selalu alasan yang sama, tidak ada alasan lain . Malam ini Jumat malam, berarti malam Sabtu. Dan aku menunggu alasannya yang kupikir selalu dibuat buatnya, apakah menggunakan kata dan kalimat yang sama?

Selamat malam Ustad, maaf saya terlambat,tadi kasi makan Lembut, Dio, Haru, Nini, Hitler, Jeni, Darwin, Dara, Ceye, dan sederet nama yg tak ingin aku dengarkan. Kasihan mereka jika tak saya kasi makan , pasti lapar. Dia bercerita dengan wajah sendu dan menundukkan kepalanya.

 " Mad, sudah hari ke- lima kamu terlambat, dan selalu terlambat dengan alasan yang sama. Banyak benar yang akan kamu kasi makan, apakah kamu memiliki adik begitu banyak?, Kamu mengangguk dengan berbisik lirih, mereka sudah saya anggap adik saya Tadz". Selesai mengaji aku melepaskan muridku satu persatu di depan pintu surau yang tak berpenarang, hanya samar cahaya lampu dari rumah penduduk dan sinar rembulan yg belum.penuh. Amad berjalan dikegelapan malam, dan kulihat ada 15 ekor kucing yang mengikuti nya dari belakang,..inikah yang selalu membuatnya datang terlambat ke surau? { Lasiakabran}

1 komentar untuk "Pengucing"

  1. Bagi penyayang kucing, kucing adalah belahan jiwa yang tak boleh diabaikan...tapi mengutamakan kucing di atas keutamaan mengaji....wadow...

    BalasHapus