Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penunggu


Tengah malam hujan turun membasahi kotaku. Sangat deras, diselingi dengan gemuruh dan kilat. Angin kencang mengeluarkan suara pohon berderit dan siulan angin yang mencekam.

Pagi selesai sholat subuh warga kompleks heboh, pohon trembesi yang besar di depan rumahku tumbang. Pak Agus tukang taman kompleks jam 8 pagi membawa sensow untuk motong ranting dan dahan pohon yang merusak pagar. Suara mesin potong itu bising, memotong beberapa dahan tanpa kesulitan. Aku pikir semua sudah selesai, namun ada ranting kecil yang tak mampu mesin sensow memotong nya, kulihat beberapa warga penasaran. Akhirnya ketua RT memanggil orang pintar untuk memindahkan penunggu pohon itu ke tempat lain. Dicurigai pohon trembesi yang rindang ada makhluk kasat mata yg bersemayam di ranting tersebut. Setelah dijampi dan dibacakan doa, ranting yang sukar dipotong tersebut sudah patah sekali tebas parang pak Agus.

Selesai makan malam suamiku biasa duduk di taman belakang berdampingan ruang makan dan dapur yang kutata secara outdoor. Sambil menata dapur setelah makan malam aku ngobrol dengan suamiku. Sesekali dia selalu menyela obrolanku, namun malam ini aku lihat dia hanya duduk menatapku Berbenah tanpa suara. Selesai semua peralatan dapur bersih, aku ajak suamiku masuk, namun dia bergeming. Aku menuju kamar ingin mengerjakan sholat isya. Setiba di kamar suamiku sudah duduk di meja kerja dengan laptop terbuka, bukankah dia tadi menemaniku di dapur? atau penunggu pohon itu pindah ke taman belakang dekat dapurku? (lasia kabran)

 

7 komentar untuk "Penunggu"