Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buanglah Pandanganmu

 

 


Ranti bergegas menyelesaikan laporan bulanan. Ditutupnya laptop dan dimasukkan ke dalam laci yang terletak dimeja kerjanya di sisi sebelah kanan. Ranti mengunci laci. Mataku masih lekat mengamatinya, gadis yang gesit lincah dan sedikit judes, selalu menyibukkan diri dengan pekerjaan yang aku nilai hanyalah pekerjaan sepele, dan tak perlu digesa. sore ini tugas yang aku berikan telah diselesaikannya dengan sempurna.

 Waktu istirahat aku selalu mengamati Ranti, selalu membawa bekal dan diberikannya sebahagian pada sahabatnya  Yessi. Sembari makan mereka bercerita dan kulihat Ranti hanya mendengarkan dan sesekali menyela pembicaraan Lia. Buyar perhatian ku ketika Doni menepuk pundakku, dan tersenyum ketika dia mengamati tujuan tatapan mataku.

Selesai rapat, aku mendekati Ranti sekedar menanyakan isi notulen rapat. Kudekati Ranti aroma melati yang lembut merebak dari tubuhnya. Ada tatapan tak nyaman dari matanya ketika dia menyerahkan hasil notulen rapat padaku yang diletakkan dalam map. Ranti bergegas meninggalkan ruang rapat, ku cek isi map yang berisikan notulen rapat dan kutemukan secarik kertas memo berwana kuning, "buanglah pandanganmu pada tempatnya" dan aku tertawa dengan suara keras, Doni mendekati ku, dan kutunjukkan kertas tulisan Ranti, kudengar celetukan Doni sambil berlalu, "rasain lu". (Lasia Kabran)

6 komentar untuk " Buanglah Pandanganmu"

  1. Kenak banget memonya bunda 😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi... selalu begitu yaaa 😀😀🤭

      Hapus
  2. Balasan
    1. He-he-he..bukan GE Er... antisipasi om😀😀😀🙃

      Hapus
  3. Selalu ada bejuta ide ya kak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadangkala juga blank, spot Hitam....😀😀😀🤭😭

      Hapus