Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rumit 4

 


 


Pagi ngopi di Lobi kantor itu kebiasan jelek karyawan di kantor baruku. Belum mulai kerja namun sudah ngobrol sambil ngopi. Buang waktu menurutku, namun kebiasaan ini lambat laun akan kuubah, pelan dan pasti. Pagi ini aku bahas kebiasaan jelek karyawan dengan sohibku Darmi, aku Tanya pendapatnya dari hukum agama bekerja dengan membuang-buang waktu, pengetahuan agamanya lebih baik dariku.

Memasuki ruangan kerja yang asri itu impianku, selama ini aku selalu di lapangan, panas dan gersang. Keteduhan ruangan mengingatkan kewajibanku pada wanita yang menyebalkan itu.Ini batas waktuku membereskan mobilnya. Aku memanggil Tagor, kuminta dia mengambil mobil bu Langit di bengkel Fajar langgananku.

Aku telpon bu Langit, limabelas menit sebelum jam istirahat kunci mobilnya akan aku antar. Ada keceriaan disuaranya, ucapan terimakasih disampaikanya dengan ramah, dan aku menikmati suara cerianya dari horn telponku, merdu! Setiba di ruangannya kami ditahan security, terlihat kesibukanya melayani tamu asing, dari perbincangan mereka Pria Jepang itu akan menyewa salah satu lantai di gedung ini untuk kantor cabang perusahaanya. Aku dan Darmi menunggu di ruangtunggu yang tak begitu jauh dari ruang meeting tamu, bahasa Inggrisnya fasih, kelenturan tubuhnya menjelaskan beberapa denah gedung di slide dinding kaca terlihat indah. Jam istirahat terlewati, kami menunggu bagaikan tunggul tak bernyawa dan lapar. Benar-benar dahsyat nih wanita, padahal kita sudah buat janji, dan dia tau itu, tanpa sengaja kami saling bertatapan dari kejauhan. (Lasia Kabran)

2 komentar untuk "Rumit 4"