Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sapu kopi



Lelaki itu selalu menyapu halaman rumahnya rutin dan diwaktu yang sama jam 6.30, Sepertinya waktu jeda sebelum mengantarkan anaknya sekolah, dan setiap kuamati lelaki ramah itu selalu tersenyum setiap orang yang melintas di depan rumahnya. Heeem menebar sedekah dipagi hari. Rumah kami berseberangan, jadi aku dapat mengamatinya sambil menyeruput kopi pahit ku. Dan aku lelaki yang ingin menikmati hidup lebih santai, dan anak anak sudah besar.

 Masih gadis yang sama melintasi jalan di depan rumahku, satu Minggu ini kuamati dia selalu melintas disaat pak Robi menyapu halamannya, mereka saling lempar senyum dan mengangguk. Apakah mereka saling kenal? Kurasa tidak mungkin, wanita itu bukan warga RW di kompleks ini, atau warga baru? Dan ini tak boleh jadi, batinku.

Senin pagi aku berencana mau ke kantor pos, biasalah, pensiunan diawal bulan selalu tujuan sama kantor pos, cukup untuk hidupku sebulan. Selesai ambil uang pensiun, aku mengayuh sepedaku ke kedai kopi "Puan" Sepertinya ini kedai kopi baru di kampung ini, kusandarkan sepedaku di tiang depan kedai.

Hai maak gadis manis yang selalu melintas di depan rumahku disaat pak Robi menyapu ada di kedai kopi ini, duduk di meja kasir, dan kulihat pak Robi duduk di sudut kedai menghembuskan asap rokoknya dengan nikmat, matanya tak lepas dari gadis itu, dan senyum gadis itupun tak lepas dari pandangan pak Robi apa hal nih, batinku...siapa sebenarnya gadis ini? Kopi pahit pesanku belum juga terhidang, aku tinggalkan kedai kopi yang tak melayani orang lain selain pak Robi. (Lasia Kabran)

 

2 komentar untuk "Sapu kopi"

  1. Waah bpk pensiunan kesel abiis..pdhl dia bw uang bnyk buat ngabisin kopi sm goreng pisang plus pulut..sayang aj kasir hanya melayani 1 pembeli istimewanya..wkwkwk..rasa suka yaah rasa suka..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe.. selamat menikmati kopi tanpa gulanya pak... sepotong pisang goreng dg pulut...
      ngopi dimana nih? Ikut dong 😀

      Hapus