Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Desa 1

Senin pagi suasana rumahku tidak seperti biasanya, riuh rendah. Rahmi mahasiswi FKIP yang ceria kudengar bersenandung sambil menyiapkan sarapan di bantu Lina. Sementara yang lainnya masih berdandan. Sedangkan Danti sekamar denganku. Bu dokter yang selalu ketakutan, mungkin belum biasa dengan suasana desa batinku

Sarapan sudah terhidang di meja makan. Lina yang suka ngopi sedang menyeruput kopi, sesekali dicelupkannya roti Gabin tawar, gadis Melayu sangat akrab dengan kopi dan celupan roti. Danti sarapan sereal yang dibekali orang tuanya. Aku hanya membuat lemon madu, dan kebiasaan yang diajarkan ibuku.sambil sarapan para gadis masih membahas suasana malam di sumur belakang rumah. 

Danti belum mau ke sumur, kecuali aku temani, dan itu jadi bahan olokan Rahmi. Subuh tadi aku membawa senter menuju sumur, diikuti si lincah Rahmi. Ada pelepah kelapa yang tergeletak disamping sumur. Sumur yang dikelilingi dinding dari papan dan seng. Tanpa atap, kamar mandi yang terbuka. "Anjing siapa yang melolong tadi malam Bu? Tanya Rahmi. Aku hanya menjawab anjing penjaga klenteng yang terletak 100 meter di belakang rumah, jawabku. Aku menyenter sekeliling sumur, yang kulihat hanya pelepah kelapa yang masih tergeletak kaku, namun tidak kutemu  jejak kaki anjing. Dan seingatku anjing klenteng tidak pernah dilepas. Lalu lolongan anjing siapa?! (Lasiakabran) 

Posting Komentar untuk "Desa 1"