Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tamu Tahunan


Guruh menggelegar di atas atap sekolah, kilat melintasi langit desa Sukajadi. Berdenyar  dada kami yang berada di dalam ruangan kelas. Anak anak menjerit dan menutup telinganya. Aku berusaha menenangkan mereka. Suara guruh masih bersahut-sahutan.

Jendela kayu terhempas angin, dan air tempiasan masuk dengan leluasa membasahi meja belajar anak anak yang berada dekat jendela. Aku memerintahkan anak anak menutup jendela kelas. Seketika suasana kelas gelap, karena jendela ditutup. Ada sedikit sinar masuk dari celah celah daun jendela dan pintu yang tertutup sekedarnya.

Suaraku kalah dengan suara hempasan air di atap seng kelas. Akhirnya aku menulis di papan tulis menginstruksikan tugas yang dikerjakan anak anak dengan penerangan yang minim. Tanganku masih menulis tugas yang akan dikerjakan muridku. Ada perasaan dingin dan basah di kakiku. Muridku semua berteriak-teriak, mereka naik ke atas kursi." Bu..Ae masuk, banjir, meja ibu basah, atap boco"  aku rasakan air itu membasahi hingga betis, sangat cepat. (Lasiakabran) 

Posting Komentar untuk "Tamu Tahunan"