Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Limbah 2


Rombongan kecil yang kubawa terdiri dari murid SD tempatku bertugas, mereka sudah menyemai bibit bakau disekolah setelah mengikuti pelajaran IPA. Tanpa diminta mereka melanjutkan penyemaian bibit bakau hingga seribu batang bibit yang pagi Minggu ini akan kami tanam di pesisir pantai Tendayun laut Bengkalis.  

Ijal mengayuh sepedanya di barisan depan dan diikuti teman temannya yang lain sambil bersenandung. Bibit Bakau dilettakkan di Mobil bak terbuka ayah Intan, Husin. Ada saja alasannya untuk selalu bergabung di kelompok kerja muridku, dan aku tak mampu untuk mencegahnya.

Mengayuh sepeda dipagi hari merupakan aktivitas rutin yang kulakukan, dan selalu menuju pantai. Udara segar dengan aroma angin laut yang asin tak ada lagi, semenjak aroma tak sedap yang dikeluarkan dari pabrik getah. Semua upaya sudah kulakukan, namun warga desa ini masih sabar menunggu bila aroma ini tak terhidu kami.

Sesampai di bibir pantai, aku dan Ijal membagi tugas berdasarkan wilayah tanam yang sudah kususun malam tadi. Masing masing tim mengambil bibit dari mobil Husin. Tangan yang kokoh itu turut serta membantu muridku.

Suara basnya mengatur dan mengarahkan kemana saja diletakkan sebelum di tanam.  Aroma yang tak sedap masih terhidu, aku sebutkan pada Husin, kendala yang kutemui ketika di balai desa. Dengan tenang dia katakan padaku, “Senin aku jumpai Bupati,beliau teman kuliahku.”   (lasiakabran) 

Posting Komentar untuk "Limbah 2"