Limbah 4
Perjalanan menuju ibu kota kabupaten memakan waktu 1 jam, hal ini dikarenakan harus antri di roro penyebrangan menuju kantor bupati. Selama dalam perjalanan aku merasa riskan, karena di dalam mobil ini hanya ku berdua dengan Husin.
Serba mendadak tanpa pemberitahuan darinya, aku harus mengikuti rencannya, dan aku fikir semua yang dilakukannya untuk kebaikan kesehatan masyarakat yang ternelenggu dengan aroma tak sedap dari limbah pabrik getah.
Selama aku bertugas di desa Sukajadi, baru kali ini ke ibu kota kabupaten. Menaiki roro juga pengalaman pertamaku, roro adalah kapal terbuat dari baja untuk penyebrangan masyarakat dari kecamata yang berada di dataran sumatera menuju ke sebuah pulau yang disebut Bengkalis yang merupakan ibukota kabupaten. Roro ini juga membawa kendaraan roda dua dan empat, membawa hasil bumi dari dan keluar ibu kota kabupaten.
Pukul 12 siang, kami sudah tiba di pulau Bengkalis, Husin mengendarai mobilnya menuju kantor bupati. Aku mengamati setiap sudut ibu kota kabupaten yang tak asing namanya bagiku.
Husin menelpon Bupati, sahabat masa kuliahnya, kucuri dengar perbincangan mereka, sangat akrab dengan tuturan bahasa Melayu Bengkalis yang medok. “ Kejaplagi kami sampailah ruangan awak tu, nanti aku kenalkanlah, doakan ajelah jadi, Intan sayang die, mak juge, doakan yee” perbincangan yang aku tau maksudnya. Ada perasaan tak menentu menghinggapi diriku.(lasiakabran)
Posting Komentar untuk "Limbah 4"