Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Limbah 1

Libur semester ini aku tidak pulang ke Pekanbaru, perasaan sedih masih menerpa hatiku. Sejak ibuku berpulang kerahmatullah, keinginan untuk melihat kota kelahiranku ada perasaan nelangsa. Aku habiskan masa libur semester ini di desa tempatku bertugas sebagai guru muda.

Selasa, hari kedua aku menikmati libur semester, hari Senin aku ke kantor Desa untuk melaporkan keluhan bau yang tak sedap dari pabrik getah. Banyak hal yang kulakukan selama libur semester ini, rencana akan ke pantai menanan bibit pohon Bakau yang telah disemai oleh peserta didikku  sebagai materi pelajaran IPA. 

Ada 1000 batang yang harus kutanam. Beberapa muridku sudah kuhubungi untuk ikut menanam bibit bakau pada hari Rabu setelah sholat subuh, mereka berkumpul di rumahku. 

Selesai Adzan subuh, aku bergegas menyelesaikan memasak bubur kacang hijau yang akan disantap muridku sebelum kami ke pantai Dayun, ada Atan, Alien, Intan, Burhan, Inong dan Ijal. Dari dalam rumah kudengar deringan sepeda Atan dan Ijal yang memiliki suara khas. 

Dari jendela rumahku kulihat cahaya mobil pik up ayah Intan, Husin kekasih masa silamku mendekati halaman. Aku masih menggunakan mukena, Husin mengandeng tangan gadis mungilnya. Tampak bahagia anak-anak ini kuajak ke pantai untuk menanam bakau. “ Melati, aku ambil cuti 3 hari menemani Intan menanam Bakau, bolehkan? Tanya Husin menatapku penuh harap.(lasiakabran) 

Posting Komentar untuk "Limbah 1"